KESEHATAN
Kesehatan masyarakat merupakan
suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Di jaman era globalisasi
sekarang ini yang tentunya diikuti dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan manusia,
begitu pula permasalahannya juga semakin meningkat yang terkait dengan
kesehatan masyarakat.
Di dalam kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat sekarang ini, terkadang masyarakat sering melupakan kesehatan yang
berkaitan dengan kesehatan baik itu kesehatan pribadi, kesehatan
lingkungan, kesehatan masyarakat, serta penyakit yang sifatnya menular
dan tidak menular, serta cara pencegahan penyakit menular dan tidak
menular bagi
mereka asalkan sudah bisa makan dan beraktivitas sudah cukup untuk
menjadikan mereka sehat. namun perkembangan dan pengembangan berbagai
ilmu yang terkait dengan kesehatan masyarakat juga sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.
2.1 KESEHATAN PRIBADI
2.1.1 Pengertian kesehatan pribadi
Kesehatan
pribadi adalah kesehatan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
membina keluarga dan masyarakat yang sehat, dan kesehatan pribadi
merupakan dasar untuk melakukan berbagai kegiatan atau perbuatan yang
positif selama hidup.
(Aip Syarifuddin,1997;75).
2.1.2 Usaha Kesehatan Pribadi
Usaha
kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Membuat diri selalu sehat,
disamping berguna untuk diri sendiri, juga akan menguntungkan kesehatan
masyarakat.
2.1.3 Tujuan Mempelajari Kesehatan Pribadi
Kesehatan pribadi mempunyai tujuan sebagai berikut :
(1) Dapat mengenal berbagai macam gejala penyakit yang berhubungan dengan kesehatan pribadi.
(2) Dapat mengenal obat sederhana/ringan untuk penyakit kulit, mata, gigi, dan perut.
(3) Dapat melakukan cara pencegahan dan pengobatan sederhana / ringan sebelum ke puskesmas / dokter (Aip Syarifuddin,1997;75).
2.1.4 Macam-Macam Kesehatan Pribadi
1. Penyakit Kulit yaitu kudis, borok, bisul, kadas, cacar, kusta dan patek (Aip Syarifuddin,1997 ; 75).
2. Penyakit Mata yaitu Trakom, Radang Selaput Mata.
3. Penyakit Gigi yaitu gigi berlubang (Caries) dan penyakit pada gusi (pyorrhealpyorhoe).
4. Penyakit Saluran Pencernaan yaitu Tifus Adbominalisis dan Menceret (Diare)
5. Penyakit lain yaitu Penyakit jamur, Penyakit jerawat
6.
2.1.5 Tidur dan Istirahat
Tidur
dan istirahat merupakan sebuah mekanisme alamiah yang berkhasiat untuk
memelihara keseimbangan dalam tubuh atau homeostatis. Setelah lelah
berolahraga, seseorang mesti istirahat dan tidur yang cukup. Kurang
tidur akan berpengaruh terhadap kapasitas belajar siswa .
Sebaliknya,
banyak kegiatan seperti aktivitas berirama bagus efeknya bagi
pengurangan stres. Hal ini juga termasuk kegiatan penyalur hobi seperti
bermain atau mendengar musik (Rusli Lutan,1999/2000;97).
2.1.6 Perawatan Kaki dan Sepatu
Aktivitas
jasmani dan olahraga memerlukan perlengkapan, diantaranya adalah sepatu
dan kaus kaki. Kebiasaan buruk pada seseorang adalah memakai kaus kaki
yang kotor, sepatu yang tidak bersih. Sebelum berolahraga, harus
dibiasakan memakai sepatu yang aman dan bersih.
Sesudah berolahraga juga dibiasakan membersihkan kaki dengan
sabun atau air hangat. Jamur dapat tumbuh di sela-sela kaki, yang
meskipun seperti sepele namun dapat berkembang menjadi luka yang lebih
serius (Rusli Lutan,1999/2000;96-97).
2.2 KESHATAN LINGKUNGAN
2.2.1 Pengertian Kesehatan lingkungan
Pengertian Kesehatan Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1960 Bab 1 Pasal 2 dalam AR Trisno Sudiro, 1980 : 2 kesehatan adalah yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Hal ini senada dengan pengertian sehat yang
dikemukakan oleh WHO yaitu sehat adalah keadaan kesehatan fisik, mental
dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit dan cacat
(Djonet Sitatmo, 1979 : 11).
Pengertian Lingkungan adalah ruang lingkup hidup manusia yang pada garis besarnya dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Lingkungan
biotik atau lingkungan hidup, misalnya manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan. Menurut undang-undang R.I No. 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (1) dalam Ricki M. Mulia, 2005
: 5 “lingkungan hidup adalah kesatuan ruangan dengan semua benda daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi langsung perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”
2. Lingkungan non biotik atau lingkungan tak hidup, biasa dikenal pula dengan sebutan lingkungan fisik yaitu air, udara, tanah, gunung (Ichsan, Muchsin, 1979 : 23).
Menurut Notoatmojo, 1996. dalam Ricki M. Mulia, 2005 : 2 pengertian kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Hal ini tak
senada dengan yang dikemukakan oleh Moeller, 1992. dalam Ricki M.
Mulia, 2005 : 2 yang menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan
bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi pengertian pada penilaian,
pemahaman, dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak
lingkungan pada manusia.
2.2.2 Faktor-faktor Lingkungan yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan
1. Lingkungan Rumah
adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau
tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada
zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang,
dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah
pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat
tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba
modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain
rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya
berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka
dengan bahan yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman: 147-148)
2. Lingkungan Udara (Atmosfir) karena
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan harta
benda, ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat
pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan.
Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis
dan emphysema dalam “Ricki M. Mulia, 2005 : 13”. Menurut Harssema
(1998) dalam Ricki M. Mulia, 2005 : 17 pencemaran udara diawali oleh
adanya emisi. Emisi merupakan jumlah pollutant (pencemar) yang
dikeluarkan ke udara dalam setuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia
3. Lingkungan Air (Hidrosfir)
adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam
tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang
dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65 %, dan untuk bayi sekitar 80 % (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman: 152)
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya Menurut
perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara
60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Di
antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk
untuk masak) air harus mempunyai persyaratan, khusus agar air tersebut
tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
4. Tanah merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi pengaruhnya terhadap lingkungan sangat besar. Hubungan tanah dengan makhluk hidup sangat erat, tanah menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Selain itu, tanah juga merupakan habitat alamiah bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sudah selayaknya manusia
memelihara kualitas tanah agar hidup sejahtera. Kegiatan hutan seperti kerusakan hutan, perladangan berpindah-pindah dan penggalian lahan
secara besar-besaran sangat mempengaruhi kondisi tanah. Disamping itu,
tanah yang terkontaminasi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah. Bila ini tidak dibatasi dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
tanah yang pada akhirnya akan menimbulkan bencana bagi manusia.
Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan karena kehadiran
bahan-bahan pencemar di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat
menurun disebabkan oleh erosi. Pada dasarnya erosi dapat
menyebabkan merosotnya produktivitas lahan, rusaknya lingkungan dan
terganggunya keseimbangan ekosistem. Bila keadaan lebih parah lagi akan
terbentuk lahan kritis. Beberapa ahli mengemukakan bahwa penurunan
kualitas tanah telah memberikan dampak pada kesehatan, seperti dampak
dari kekurangan unsur-unsur hara mikro yang terkandung dalam bahan
makanan terhadap kesehatan manusia dalam Ricki M. Mulia, 2005 : 88-89.
5. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Menurut Notoatmojo, 2003. dalam Ricki M. Mulia, 2005 : 103
2.2.3 Cara Menjaga Kualitas Lingkungan
Agar kualitas lingkungan tidak menurun atau tercemar, maka perlu diadakan pengawasan. Seperti Pengelolaan Kualitas Udara, Pengolahan Kualitas Air, Pemulihan Tanah Terkontaminasi, Sanitasi Makanan
2.2.4 Pembuangan Kotoran Manusia
Untuk
mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap
lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik,
maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban
yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan.
2.2.5 Sampah dan Pengelolaannya
Sampah
adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat
batasan, sampah adalah (waste) adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang,
yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman: 166)
Dari
batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan
manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua
benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya :
benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung
meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan
sebagainya.
2.2.6 Jenis-Jenis Sampah
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni : sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, noke).
Tetapi seperti telah dibuatkan batasan di atas, bahwa dalam konteks ini
hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain
air limbah akan di bahas di bagian lain di buku ini. Sedangkan sampah
dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap edaraan,
asap pabrik, dan sebagainya tidak dibahas dalam buku ini (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman: 167
2.2.7 Pengelolaan Sampah
Sampah
erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah
tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bacteri pathogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vector).
Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin
tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan
sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi
juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah
di sini adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan
pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak
menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup
2.3 PENYAKIT MENULAR
2.3.1 Pengertian Penyakit Menular
Pengertian penyakit sangatlah luas. Secara umum penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidak nyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter. Penyakit menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menjangkiti tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur.
Penyakit menular juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah
medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi
(seperti virus, bakteri atau parasit), bukan disebabkan factor fisik
(seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (sepert keracunan)
yang mana biasa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media
tertentu seperti udara (seperti TBC, Influensa, dll) tempat makan makan
dan minum yang kurang bersih pencuciannya (seperti Hepatitis,
Typhoid/types, dll), jarum suntik dan transfusi darah (seperti HIV Aids,
Hepatitis). Yang dimaksud dengan penyakit menular adalah
penyakit yang dapat ditularkan (berrpindah dari orang yang satu ke orang
yang lain, baik secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini
di tandai dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang
lainnya hidup dan dapat berpindah.(Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman
:32)
2.3.2 Agen-agen Infeksi ( penyebab Infeksi)
Agen-agen
infeksi (penyebab penyakit) .Makluk hidup sebagai pemegang peranan
penting di dalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat
dikelompokkan menjadi Golongan virus, misalnya influenza,trachoma,cacar
dan sebagainya, Golongan riketsia,misalnya typhus,Golongan bakteri,
misalnya disentri.,Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria,
schistosoma dan sebagainya. Golongan jamur yakni bermacam-macam panu,
kurap dan sebagainnya Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut
seperti, ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing
tambang dan sebagainnya. Reservoar yaitu Kemampuan agent penyakit
untuk tetap hidup pada lingkungan manusia ini merupakan faktor penting
di dalam epidemiologi infeksi Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit)
mempunyai habitat sendiri-sendiri, sehinga ia dapat tetap hidup.
(1) Reservoar di dalam Tubuh Manusia
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar di dalam tubuh manusia antara lain, campak (miasles) , cacar air (smallpak), thypus (thypoid), miningitis, gonoirhoea dan syphils. Manisia sebagai serphoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier. (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman :34
(2) Reservior pada Binatang
Penyakit-penyakit
yang mempunyai reservior pada binatang umumnya adalah penyakit zonosis.
Zonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular
poada manusia.
(3) Benda-benda Mati Sebagai Reserver Voir
Penyakit-penyakit yang mempnyai reservoir pada bebda-benda
mati poada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya
bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknnya.
Oleh karena itu, bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari
konddisi dimana ia dapat hidup. Maka ia berkembang biak
dan siap infekti. Contoh elostorium tetani penyebab tetanus, C. Otulinum
penyebab keracunan makanan dan sebagainya. (Soekidjo Notoatmodjo, 2003
halaman :35)
2.3.3 Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit
Yang
di maksud sumber penyakit adalah semua benda, termasuk orang atau
binatang yang dapat menyebabkan pemyakit pada orang, Sumber penyakit ini
mencakup juga reservoir seperti telah di jelaskan sebelumnya. (Soekidjo
Notoatmodjo, 2003 halaman :34). Penularannya melauli berbagai cara
antara lain dengan Kontak (contact) langsung, Inhalasi (inhalation), Infeksi, Penetrasi pada kulit, Infeksi melalui placenta,
2.3.4 Faktor induk semang (host)
Terjadi
nya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh
faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan kataan lain
penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung/ ditentukan
oleh kekebalan/resistensi orang yang bersangkutan. (Soekidjo
Notoatmodjo, 2003 halaman :36)
2.3.5 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Untuk mencegah dan menanggulangan ini ada beberapa cara pendekatan atau cara yang dapat dilakukan Eliminasi reservoir
(sumber penyakit),Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran
penyakit dapat dilakukan dengan Mengisolasi penderita
(pasien),Karantina,Memutus mata rantai penularan,Melindungi orang-orang
(kelompok) yang rentan
2.3.6 Imunisasi
Imunisasi
berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berati
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tetapi belum tentu
kebal terhadap penyakit yang lain. (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman
:37). Macam kekebalan yaitu Kekebalan tidak spesifik (non spesifik resistance),Kekebalan spesifik (specipic resistance),Kekebalan yang di peroleh ( acquaied immunity). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekebalan yaitu Trauma, Gizi, Sex, Umur dan Kehamilan.
2.3.7 Jenis-Jenis Penyakit Menular
Berbagai
jenis penyakit kini semakin banyak saja. Salah satu penyebabnya, gaya
hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat. Secara umum ada dua jenis
penyakit, yaitu yang menular dan tidak menular. Penyakit yang tidak
menular seperti jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis,
osteoporosis, rematik, dan sebagainya. Dalam kelompok penyakit menular
ada yang ringan dan ada juga yang berat. Yang ringan misalnya influenza
dan diare. Sedangkan yang berat seperti HIV/AIDS, polio, demam berdarah,
campak, TBC, malaria, flu burung, SARS, dan sederet penyakit lainnya.
Menular atau tidaknya suatu penyakit tetaplah harus diwaspadai dan tidak
boleh dianggap enteng. Sebab, ketika seseorang terkena suatu penyakit
aktivitas kehidupannya akan terganggu. Apalagi jika penyakitnya sudah
parah, bisa mengakibatkan kematian. Pada penyakit menular, medium
penularannya bermacam-macam. Ada yang karena kontak langsung dengan
penderita, lewat udara, kotoran, atau lewat perantara binatang.
''Penyakit menular itu sangat luas cakupannya. Tapi, secara sederhana
yang disebut penyakit menular adalah yang bisa menularkan dari satu
orang ke orang lain,'' kata dr Siselia Titis Iramati dari Rumah Sakit
Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, kepada Republika. Dari bagian tubuh
paling atas hingga bawah, ujar Titis, bisa terkena penyakit menular.
Mata, misalnya, bisa terkena mata merah karena infeksi (belekan) yang
bisa menular. Kelenjar lidah bisa menularkan penyakit gondongan. Jenis
penyakit pada tenggorok yang menular misalnya flu. Paru-paru juga bisa
terkena penyakit menular. TBC, misalnya. Sedangkan pada pencernaan,
jenis penyakit yang menular adalah diare, disentri, dan thypus. ''Organ
seksual juga bisa terkena penyakit menular. Ini lebih dikenal sebagai
penyakit menular seksual. Misalnya kencing nanah atau GO. Yang paling
menakutkan adalah HIV/AIDS,'' ujar Titis menambahkan. Pada kulit, jenis
penyakit yang menular adalah campak dan cacar air. Sedangkan penyakit
menular yang penularannya lewat perantara binatang misalnya demam
berdarah, malaria, flu burung, dan sebagainya. Sedangkan penyakit polio
menular lewat kotoran manusia.
2.3.8 Cara Pencegahan Penyakit Menular
Mencegah
penyakit menular, sebenarnya mudah. Yaitu, dengan menjaga kebersihan
diri dan lingkungan. Yang paling sederhana adalah dengan mencuci tangan
sebelum makan. Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan ini masih cukup rendah di kalangan masyarakat kita. Contoh
yang paling mudah adalah perilaku para pekerja kantoran. Mereka sering
kali makan di pinggir jalan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Juga
jarang melakukan olahraga. Makanan yang dimakan pun haruslah yang sehat
dan bebas dari kotoran, tidak dihinggapi oleh lalat. Yang tidak kalah
pentingnya adalah dengan membiasakan hidup sehat, seperti rajin
berolahraga dan istirahat cukup. Olahraga ini sangat penting karena
banyak penyakit yang bisa dicegah atau dihindari dengan aktivitas fisik.
Lingkungan yang sehat, memang sangat penting untuk pencegahan penyakit
menular. Misalnya, penyakit TBC. Sirkulasi dan ventilasi udara yang
cukup bisa membunuh virus penyebab TBC. Selain itu, lingkungan yang
sehat juga bisa mencegah penyakit demam berdarah dan polio. Sementara
itu, pada situsnya Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan RI menyebutkan, kebersihan lingkungan
yang diperlukan untuk pencegahan demam berdarah adalah upaya mencegah
jentik nyamuk agar tidak menjadi nyamuk dewasa. Caranya dengan 3 M,
yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup rapat
tempat penampungan air, dan mengubur atau menyingkirkan barang-barang
bekas. Intinya, pencegahan ini diarahkan ke pembasmian nyamuk Aedes
aegepti yang menjadi perantaranya dengan tidak menyediakan tempat
perkembangbiakannya yang berupa tempat lembab, dan air. Hal senada juga
diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidang Indonesia (IBI),
Harni Koesno. Menurutnya, lingkungan yang bersih merupakan sarana yang
ampuh untuk mencegah penularan penyakit. Ini harus terus dikampanyekan
dan disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Pihaknya juga turut
aktif melakukan kampanye itu. ''Para bidan anggota IBI proaktif
melakukan kampanye hidup sehat dengan lingkungan yang bersih. Dan,
kesadaran masyarakat terus meningkat. Kebersihan lingkungan ini
merupakan sarana yang efektif untuk mencegah penyakit menular.
2.3.9 Mencegah Lewat Imunisasi.
Salah
satu upaya mencegah penyakit menular adalah pemberian imunisasi. Dengan
imunisasi tubuh mendapatkan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu.
Misalnya, campak, polio, hepatitis B, dan sebagainya. Menurut dr
Siselia Titis Iramawati dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta,
imunisasi merupakan salah satu cara untuk mencegah tertularnya penyakit
menular. Jika sudah diimunisasi, maka kemungkinan kecil akan terserang
penyakit menular. Kalau pun masih kena, maka tidak sehebat yang tidak
diimunisasi. Imunisasi campak, misalnya. Anak yang sudah diimunisasi ini
kemungkinan kecil bisa terkena. Tapi jika kena, maka akibatnya tidak
sehebat mereka yang tidak diimunisasi. Hal senada dikatakan Ketua Umum
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Harni Koesno. Menurutnya,
imunisasi merupakan cara efektif untuk mencegah penyakit menular. Itulah
mengapa pemberian imunisasi dilakukan oleh para bidan hingga ke
desa-desa. Jenis imunisasi yang biasa diberikan adalah BCG, hepatitis B,
DPT, polio, dan campak. Khusus imunisasi polio dilakukan dengan gerakan
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) selama beberapa tahap tahun lalu.
Pemberian imunisasi polio lewat program PIN sangat bagus hasilnya.
Bahkan Ibu Menteri Kesehatan secara khusus menyatakan terima kasihnya
kepada kami karena keberhasilan program PIN yang mencakup 93 persen.
Diyakini dengan pelaksanaan PIN ini bisa mencegah penyebaran polio
sehingga Indonesia bisa dinyatakan bebas polio.
2.4 KESEHATAN MASYARAKAT
2.4.1 Pengetian Kesehatan Masyarakat
Definisi ilmu kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa
dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan
mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan
yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Ilmu dan seni untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat yang meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat, keluarga maupun perorangan serta
penyehatan lingkungan hidupnya dalam bentuk fisik, biologis,
sosio-ekonomi dan sosio-kultural dengan mengikutisertakan masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah
sanitasi ang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan
masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan
meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan
masyarakat.kemudian pada akhir abad ke-18 dengan di temukan
bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan
kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam
masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit
melalui imunisasi.(Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman : 9)
2.4.2 Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Sejarah
perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia di mulai sejak
pemerintahan Belanda abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada
waktu itu mulai dengan adanya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat
di takuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk ke Indonesia tahun
1927, dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia kemudian
pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai
berkembang di Indonesia. Sehingga mulai dari wabah kolera tersebut maka
pemerintahan Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.
2.4.3 Ruang Lingkup Kesehaan Masyarakat
Runag
lingkup kesehatan masyarakat dapat di lihatdari dua hal yaitu ilmu dan
seni. Sebagai ilmu kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencangkup
dua hal pokok disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-medis (medical biologi)
dan ilmu-ilmu sosial (social sciences). Tetapi sesuai dengan
perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan
masyarakat pun berkembang. Secara garis besar, disiplin ilmu yang
menopang ilmu masyarakat, atau serign di sebut pula pilar utama ilmu
kesegatan masyarakat ini, antara lain sebagai berikut: (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 halaman:11)
2.4.4 Pengertian Sehat
Banyak
konsep atau istilah yang kita jumpai dalam konteks pendidikan
kesehatan, termasuk istilah yang lazim digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang ada kaitannya dengan hidup sehat itu. Salah satu
definisi yang dianggap memadai adalah sebagai berikut “Suatu keadaan
sehat paripurna dan lengkap mencangkup fisik, mental, dan social dan
bukan hanya tidak sakit atau mengalamiu cacat.”
2.4.5 Pembinaan Kesehatan
Upaya
mempromosikan kesehatan sering dianggap sama dengan upaya mencegah
penyakit, meskipun istilah pembinaan/promosi kesehatan itu lebih tertuju
pada pengertian untuk membantu seseorang mengembangkan gaya hidup yang
dapat mempertahankan atau memajukan kesehatan.
2.4.6 Hal-hal Yang Mendukung Kesehatan Masyarakat
Banyak masalah kesehatan yang pemecahannya harus ditangani oleh masyarakat secara keseluruhan. Sebagai contoh penyakit musiman pada
saat musim kemarau, seperti penyakit mata yang diakibatkan oleh asap
hutan terbakar, merupakan salah satu contoh dari masalah kesehatan yang
memerlukan kerja sama berbagai pihak, termasuk seluruh warga masyarakat
setempat. Pihak keluarga memang merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang juga harus bertanggung jawab dalam menangani masalah kesehatan.
Hasil belajar pendidikan kesehatan masyarakat menjadi kebiasaan yang
merekat pada siswa apabila praktik kesehatan di setiap keluarga selaras
dengan isi dan tujuan program yang dilaksanakan sekolah. Untuk menangani
masalah kesehatan di masyarakat dibutuhkan fasilitas yang telah
berkembang sekarang dalam pendidikan. Pusat kesehatan masyarakat yang
sudah masuk ke plosok-plosok desa di seluruh tanah air. Sehubungan
dengan keadaan itu, maka sekolah harus mampu tampil sebagai pusat
belajar soal kesehatan dari guru pemdidikan kesehatan bersama-sama guru
lainnya sebaiknya mampu membentuk wadah, bukan perawatan tetapi
penyuluhan bidang kesehatan.
2.4.7 Gaya Hidup Sehat
Konsep
gaya hidup sehat mencangkup keputusan yang dibuat oleh seseorang untuk
bertindak yang kemudian mempengaruhi kesehatannya. Keputusan itu sering
menyeret seseorang untuk dihadapkan dengan resiko. Keputusan dapat berupa seperangkat prilaku yang membahayakan diri pribadi. Rusli Lutan, 2000. Halaman : 15.
Salah satu cara dalam memenuhi
konsep gaya hidup sehat ini adalah pola makan kita. Makanan sangat
berpengaruh pada kesehatan, karena makanan merupakan sumber dari energi.
Manusia selalu mengeluarkan energi, bahkan sewaktu tidur. Jika anda
tetap berada di tempat tidur selama 24 jam dan tidak melakukan apapun,
anda akan mengeluarkan kira-kira 1.600 kalori ( untuk berat 154 pon atau
70 kilogram ). Energi ini digunakan oleh otot jantung dan pernafasan,
untuk metabolisme sel normal, dan untuk mempertahankan suhu tubuh.
2.5 PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
2.5.1 Jenis-Jenis Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular
Berbagai
jenis penyakit kini semakin banyak saja. Salah satu penyebabnya, gaya
hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat. Secara umum ada dua jenis
penyakit, yaitu yang menular dan tidak menular. Penyakit yang tidak
menular seperti jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis,
osteoporosis, rematik, dan sebagainya. Dalam kelompok penyakit menular
ada yang ringan dan ada juga yang berat. Yang ringan misalnya influenza
dan diare. Sedangkan yang berat seperti HIV/AIDS, polio, demam berdarah,
campak, TBC, malaria, flu burung, SARS, dan sederet penyakit lainnya.
Menular atau tidaknya suatu penyakit tetaplah harus diwaspadai dan tidak
boleh dianggap enteng. Sebab, ketika seseorang terkena suatu penyakit
aktivitas kehidupannya akan terganggu. Apalagi jika penyakitnya sudah
parah, bisa mengakibatkankematian.
Pada penyakit menular, medium penularannya bermacam-macam. Ada yang karena kontak langsung dengan penderita, lewat udara, kotoran, atau lewat perantara binatang. ''Penyakit menular itu sangat luas cakupannya. Tapi, secara sederhana yang disebut penyakit menular adalah yang bisa menularkan dari satu orang ke orang lain. Dari bagian tubuh paling atas hingga bawah. bisa terkena penyakit menular. Mata, misalnya, bisa terkena mata merah karena infeksi (belekan) yang bisa menular. Kelenjar lidah bisa menularkan penyakit gondongan. Jenis penyakit pada tenggorok yang menular misalnya flu. Paru-paru juga bisa terkena penyakit menular. TBC, misalnya. Sedangkan pada pencernaan, jenis penyakit yang menular adalah diare, disentri, dan thypus. Organ seksual juga bisa terkena penyakit menular. Ini lebih dikenal sebagai penyakit menular seksual. Misalnya kencing nanah atau GO. Yang paling menakutkan adalah HIV/AIDS. Pada kulit, jenis penyakit yang menular adalah campak dan cacar air. Sedangkan penyakit menular yang penularannya lewat perantara binatang misalnya demam berdarah, malaria, flu burung, dan sebagainya. Sedangkan penyakit polio menular lewat kotoran manusia. Mengetahui berbagai jenis penyakit sangat penting bagi kita agar dapat mencegah timbulnya penyakit atau dapat segera mengantisipasi ketika melihat gejala-gejala atau pun menderita penyakit tertentu.
Pada penyakit menular, medium penularannya bermacam-macam. Ada yang karena kontak langsung dengan penderita, lewat udara, kotoran, atau lewat perantara binatang. ''Penyakit menular itu sangat luas cakupannya. Tapi, secara sederhana yang disebut penyakit menular adalah yang bisa menularkan dari satu orang ke orang lain. Dari bagian tubuh paling atas hingga bawah. bisa terkena penyakit menular. Mata, misalnya, bisa terkena mata merah karena infeksi (belekan) yang bisa menular. Kelenjar lidah bisa menularkan penyakit gondongan. Jenis penyakit pada tenggorok yang menular misalnya flu. Paru-paru juga bisa terkena penyakit menular. TBC, misalnya. Sedangkan pada pencernaan, jenis penyakit yang menular adalah diare, disentri, dan thypus. Organ seksual juga bisa terkena penyakit menular. Ini lebih dikenal sebagai penyakit menular seksual. Misalnya kencing nanah atau GO. Yang paling menakutkan adalah HIV/AIDS. Pada kulit, jenis penyakit yang menular adalah campak dan cacar air. Sedangkan penyakit menular yang penularannya lewat perantara binatang misalnya demam berdarah, malaria, flu burung, dan sebagainya. Sedangkan penyakit polio menular lewat kotoran manusia. Mengetahui berbagai jenis penyakit sangat penting bagi kita agar dapat mencegah timbulnya penyakit atau dapat segera mengantisipasi ketika melihat gejala-gejala atau pun menderita penyakit tertentu.
2.5.2 Cara Pencegahan Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular
Cara pencegahan penyakit menular dan tidak menular dengan Usaha-Usaha Pencegahan sebagai berikut:
1. Masa sebelum aktif (prepathogenesis)
2. Pada masa sakit (masa pathogenesis)
2.1 Mengenal
dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (Darly diagnosis and prompt treatment)
2.2 Pembatasan
kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja
yang diakibatkan suatu penyakit (Disabillity limitation)
2.3 Rehabilitasi (Rehabilitation)
3. Mempertinggi nilai kesehatan
4. Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit
5. Mengenal mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera.
6. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan ganggua kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit.
7. Rehabilitasi
2.5.3 Mencegah Lewat Imunisasi
Salah
satu upaya mencegah penyakit menular adalah pemberian imunisasi. Dengan
imunisasi tubuh mendapatkan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu.
Misalnya, campak, polio, hepatitis B, dan sebagainya. Menurut dr
Siselia Titis Iramawati dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta,
imunisasi merupakan salah satu cara untuk mencegah tertularnya penyakit
menular. Jika sudah diimunisasi, maka kemungkinan kecil akan terserang
penyakit menular. Kalau pun masih kena, maka tidak sehebat yang tidak
diimunisasi. Imunisasi campak, misalnya. Anak yang sudah diimunisasi ini
kemungkinan kecil bisa terkena. Tapi jika kena, maka akibatnya tidak
sehebat mereka yang tidak diimunisasi. Hal senada dikatakan Ketua Umum
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Harni Koesno. Menurutnya,
imunisasi merupakan cara efektif untuk mencegah penyakit menular. Itulah
mengapa pemberian imunisasi dilakukan oleh para bidan hingga ke
desa-desa. Jenis imunisasi yang biasa diberikan adalah BCG, hepatitis B,
DPT, polio, dan campak. Khusus imunisasi polio dilakukan dengan gerakan
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) selama beberapa tahap tahun lalu.
Pemberian imunisasi polio lewat program PIN sangat bagus hasilnya.
Bahkan Ibu Menteri Kesehatan secara khusus menyatakan terima kasihnya
kepada kami karena keberhasilan program PIN yang mencakup 93 persen.
Diyakini dengan pelaksanaan PIN ini bisa mencegah penyebaran polio
sehingga Indonesia bisa dinyatakan bebas polio.
0 komentar:
Posting Komentar